Saatitu, perbekalan yang mereka punyai hanyalah tiga potong roti; dua dimakan, dan satunya disisakan. Selesai makan, nabi Isa beranjak ke arah sungai untuk minum, dan sedetik kemudian kembali ke tempatnya semula. Namun, ia tidak mendapati sisa roti yang satu itu. Spontan beliau pun bertanya kepada laki-laki yang menemaninya, "Siapa yang memakan sisa satu roti tadi?" Ia menjawab, "Aku tidak tahu."
ADA cerita lama tentang seorang anak muda datang kepada Nabi Isa Alaihissalam. Beliau bertanya keperluan pemuda itu. Sang pemuda ingin menjadi pelayan Nabi Isa. "Kalau sekarang mungkin mencari berkah ya," tutur KH Muhammad Idrus Ramli saat menceritakan kisah Nabi Isa dan pemuda itu sebagaimana ditayangkan dalam Youtube. Nabi Isa menerima permintaan pemuda tersebut dan keduanya berjalan kaki beriringan. Satu saat Nabi Isa mengajak pemuda berhenti dulu untuk sarapan. Nabi Isa mengeluarkan roti tiga potong. "Satu buat kamu, satu buat saya, satunya sisakan saja. Jangan dimakan," pesan Nabi Isa. Selesai makan roti, Nabi Isa hendak pergi ke sungai untuk mengambil minuman. Pemuda itu disuruh menjaga roti di tempat tersebut. Setelah Nabi Isa kembali lagi, roti yang tinggal satu potong itu sudah tidak ada. Baca juga Kisah Hikmah dari Gajah dan Anjing yang Hamil Ditanya anak muda itu, "Mana rotinya yang tinggal satu potong?" kata Nabi Isa. Anak muda itu menjawab tidak tahu. Mendengar jawaban itu Nabi Isa berkata, "Ya sudah kalau enggak tahu enggak apa-apa. Ayo kita berangkat lagi." Masuk waktu siang, Nabi Isa mengajak pemuda itu berhenti lagi untuk makan kembali. Saat mereka duduk, datang induk rusa bersama dua anak rusa lewat. Salah satu anak rusak ditangkap oleh Nabi Isa dan disembelih lantas dibakar. Setelah matang, daging rusa itu dimakan berdua sampai habis tinggal tulang-tulangnya. Tulang berulang rusa itu dikumpulkan oleh Nabi Isa dan dikatakan, "Hiduplah!" Dengan mukjizat dari Allah, tulang-belulang rusak itu merapikan dirinya lalu dagingnya datang sedikit demi sedikit dan berdiri serta hidup lagi. Nabi Isa lantas bertanya kepada anak muda itu. "Tadi yang menghidupkan tulang belulang rusak hidup lagi mukjizat dari Allah?" "Benar yang Nabi Allah," jawab pemuda itu. "Nah dengan kebenaran mukjizat tadi saya mau tanya siapa yang makan roti sisa satu tadi pagi." "Saya enggak tahu Nabi Allah." "Ya sudah kalau enggak tahu enggak apa-apa. Ayo berangkat lagi." Baca juga UAS Ungkap Amalan agar Dagangan Laris Manis Usaha Lancar Jaya Keduanya pun berjalan lagi dan menemui sungai yang dalam dan tidak ada perahu di sekitarnya. Nabi Isa kemudia meminta pemuda memegang tangannya dan keduanya berjalan di atas air. Setelah sampai di seberang, Nabi Isa bertanya sama anak muda itu, "Kalau kamu berjalan sendirian di atas air bagaimana ya?" "Tenggelam ya Nabi Allah," jawab pemuda. "Karena kamu pegang tangan saya kamu kan bisa jalan di atas air, benar itu mukjizat dari Allah?" "Benar Nabi Allah." "Nah dengan kebenaran mukjizat ini, siapa yang makan roti sisa satu tadi pagi?" tanya Nabi Isa sekali lagi. "Saya enggak tahu ya Nabi Allah." Sang pemuda tetap pada jawaban semula. Baca juga Tidak Ada Kebenaran paling Nyata selain Allah Al-Haq Keduanya berjalan lagi hingga sampai di tengah hutan. Di sekitar banyak pasir dan kerikil berserakan. Nabi Isa lalu menyuruh anak uda untuk duduk dahulu di tempat tersebut. Nabiyullah Isa Alaihissalam mengumpulkan pasir-pasir dan kerikil. Setelah disatukan, Nabi Isa berkata, "Jadilah emas." Tiba-tiba pasir-pasir dan kerikil itu menjadi emas. Terkejut anak muda ini. Ia berpikir kali ini ia pasti mendapatkan emas itu seperti makanan sebelumnya. Tumpukan emas ini oleh Nabi Isa dibagi menjadi tiga. Setelah dibagi menjadi tiga, anak muda itu bertanya kepada Nabi Allah, "Ini kok jadi tiga?" "Kenapa jadi tiga? Ini dibagi tiga untuk tiga orang. Satu tumpuk buat saya. Satu tumpuk buat kamu. Satunya lagi buat yang makan roti sisa satu tadi pagi." "Itu saya ya nabi Allah yang makan rotinya." Nabi Isa pun berkata, "Kalau begitu itu untuk kamu dan ini juga buat kamu semua. Namun mulai sekarang kamu enggak usah ikut saya lagi." Baca juga Agar Anak Terhindar Zina, Bacakan Dua Surat Al-Quran Ini Setelah Nabi Isa pergi sendiri, anak muda ini sibuk mengumpulkan emasnya menjadi satu tumpuk. Ketika itu datanglah dua perampok membawa pedang. Kepada anak muda itu, "Pergi atau mati," kata perampok. Akhirnya anak muda itu mengusulkan agar emas dibagi tiga saja daripada bertengkar nanti ada yang mati. Mendengar hal itu, kedua perampok menyetujui saran tersebut. Setelah dibagi tiga, mereka merasakan kelaparan. Salah satu usul agar ada yang pergi ke kampung untuk membeli makanan. Dua orang yang menjaga emas di tempat itu. Satu orang pun pergi ke kampung membeli makanan. Di perjalanan, orang itu berpikir cara agar emas itu buat dirinya saja. Ia punya ide untuk memberikan racun dalam dua bungkus makanan. Baca juga 10 Syair Cinta Allah Sufi Wanita Rabiah Al-Adawiyah Dua orang di hutan juga tidak diam saja. Keduanya berdiskusi agar tiga tumpukan emas dibagi dua saja. Mereka sepakat untuk membunuh si pembawa makanan tadi jika sudah sampai. Datanglah si pembawa konsumsi menyerahkan dua bungkus makanan. Begitu menyerahkan makanan, dia dibunuh. Setelah dia mati, dua orang lantas memakan makanannya. Keduanya akhirnya mati juga karena racun. Besoknya Nabiyullah Isa bersama murid-muridnya kaum hawariyin lewat daerah itu. Murid-muridnya menjerit karena terkejut. "Ya Nabi Allah kenapa tiga orang itu? Semua terkapar mati di tengah-tengahnya ada tumpukan emas. Kenapa begitu?" Kata Nabi Isa, "Itulah perumpamaan dunia. Mereka mati karena saling rebutan untuk menguasai dunia." OL-14
Padasuatu hari Nabi Isa 'Alahis-salaam berjalan dengan seorang teman yang baru dikenalnya. Keduanya menelusuri tepi sungai sambil memakan tiga potong roti. Nabi Isa A.s. satu potong dan satu potong untuk orang itu, sisa satu potong. Demikianlah kisah yang dicatat dalam buku 1001 kisah orang-orang teladan yang berbicara tentang ketamakanIlustrasi. Foto wikimedia SUATU hari, seorang laki-laki meminta izin kepada Nabi Isa agar diperbolehkan menemani beliau dalam suatu perjalanan. Nabi Isa alaihissalam pun mengizinkannya. Lalu berjalanlah mereka berdua hingga sampai di sebuah sungai, seketika itulah mereka berdua istirahat sejenak untuk makan siang. Saat itu, perbekalan yang mereka punyai hanyalah tiga potong roti; dua dimakan, dan satunya disisakan. Selesai makan, nabi Isa beranjak ke arah sungai untuk minum, dan sedetik kemudian kembali ke tempatnya semula. Namun, ia tidak mendapati sisa roti yang satu itu. Spontan beliau pun bertanya kepada laki-laki yang menemaninya, “Siapa yang memakan sisa satu roti tadi?” Ia menjawab, “Aku tidak tahu.” Lalu mereka berdua pun melanjutkan sisa perjalanannya. Tiba-tiba tampaklah seekor rusa bersama dua anaknya. Tanpa pikir panjang lagi, keduanya langsung menyembelih seekor anak rusa itu, lantas memakannya hingga kenyang. Kemudian Nabi Isa berkata kepada bangkai rusa yang telah disembelih tersebut, “Dengan izin Allah, hiduplah kembali wahai rusa.” Sejurus kemudian rusa itu pun kembali hidup, lalu pergi meninggalkan keduanya. Lantas Nabi Isa bertanya kepada laki-laki yang menemaninya, “Demi Allah yang memperlihatkanmu keajaiban ini, siapa yang memakan roti itu?” Ia pun tetap menjawab, “Aku tidak tahu”. Kemudian keduanya berjalan lagi hingga tiba di sebuah lembah yang penuh air. Serta merta nabi Isa menggandeng tangan laki-laki itu dan berjalan di atas air seraya menanyainya lagi, “Sekarang, jawablah! Siapa yang mengambil roti itu.” Kali ini pun ia masih menjawab dengan jawaban yang sama, “Aku tidak tahu.” Lalu keduanya melanjutkan perjalanannya lagi hingga akhirnya tiba di sebuah padang sahara yang tandus. Segera Nabi Isa mengumpulkan tanah atau pasir, lantas berkata, “Dengan izin Allah, jadilah emas!” Maka tanah atau pasir itu pun berubah menjadi emas. Kemudian Nabi Isa membagi emas itu menjadi tiga, “Satu bagian untukku, satu bagian untukmu, dan satu bagian lagi untuk yang memakan roti itu,” ujarnya. Tiba-tiba laki-laki yang membersamai Nabi Isa itu mengaku, “Akulah yang memakan roti itu.” Begitu mendengarnya Nabi Isa pun menimpali, “Kalau begitu, semua emas ini untukmu saja.” Lalu beliau pergi meninggalkan temannya itu sendirian. Tak berselang lama, teman laki-laki Nabi Isa kedatangan dua orang yang ingin merebut emas itu dari tangannya. Karena takut dibunuh, laki-laki itu pun berkata, “Bagaimana kalau emas ini kita bagi bertiga saja?” Tanpa basa-basi kedua orang itu menerimanya. Sejurus kemudian ketiganya memutuskan untuk berteman. Selang beberapa waktu ketiganya merasakan lapar, maka salah seorang dari mereka pergi membeli makanan ke desa terdekat. Di tengah perjalanan, laki-laki yang membeli makanan itu berujar dalam hati, “Kenapa emas itu harus dibagi tiga? Biarlah aku racuni makanan ini; agar kedua temanku itu mampus. Kalau sudah begitu kan emas itu menjadi milikku seorang,” seraya menaruh racun pada makanan itu. Sementara, salah seorang dari kedua temannya yang menunggu juga berujar, “Kenapa sih teman kita yang satu ini meski mendapat bagian sepertiga? Kenapa tidak kita bunuh saja dia sekembalinya dari desa? Lalu kita bagi emas ini berdua saja,” ujarnya kepada teman satunya. Begitu ia kembali, keduanya langsung membunuhnya, lalu memakan apa yang telah dibelinya. Tak berselang lama, keduanya pun ikut menyusul menemui ajal karena keracunan. Ketiga-tiganya akhirnya meninggal dunia sebagai korban dari emas itu. Pada akhirnya emas itu pun tak bertuan. Beberapa saat kemudian, Nabi Isa melewati tempat tersebut, seraya mendapati apa yang telah terjadi. Serta merta beliau pun berkata, “Inilah dunia, berhati-hatilah.” *** *Disalin dari 500 kisah orang shalih penuh hikmah hal 179-181. Keduanyamenelusuri tepi sungai sambil memakan tiga potong roti. Nabi Isa A.s. satu potong dan satu potong untuk orang itu, sisa satu potong. Saat Nabi Isa A.s. pergi minum ke sungai, dan kembali roti yang sepotong itu tidak ada, beliau bertanya kepada temannya, "Siapakah yang telah mengambil sepotong roti?" KisahBuah Tiga Potong Roti Diriwayatkan bahwa Nabi Isa as. berkunjung ke suatu desa di mana ada seorang tukang penatu yang diadukan kepada Nabi Isa, karena ia menahan air, meludahi dan mengotorinya. Oleh penduduk desa diminta agar Nabi Isa berdo'a kepada Allah agar si tukang penatu itu tidak dikembalikan lagi ke desa itu jika ia pergi. KisahNabi Isa mengumpamakan nasib orang-orang yang serakah. Kisah Nabi Isa mengumpamakan nasib orang-orang yang serakah. REPUBLIKA.ID; REPUBLIKA TV; GERAI; IHRAM; REPJABAR; REPJOGJA; RETIZEN; BUKU REPUBLIKA; REPUBLIKA NETWORK; Wednesday, 19 Ramadhan 1443 / 20 April 2022 KisahNabi Isa mengumpamakan nasib orang-orang yang serakah. Kisah Nabi Isa mengumpamakan nasib orang-orang yang serakah. REPUBLIKA.ID; REPUBLIKA TV; GERAI; IHRAM; REPJABAR; REPJOGJA; RETIZEN; BUKU REPUBLIKA; REPUBLIKA NETWORK; Thursday, 16 Rajab 1443 / 17 February 2022. Menu. HOME; RAMADHAN dTC0. 45 0 166 286 218 157 458 106 355